UNTUK NADA




Friday, 1 April 2016

BAIT KE DUA

"Untuk Nada yang berirama di palung jiwa semoga mengalun luas terdengar semesta"
-------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------
SERIOSA MALAM


Dikau sudi berada dalam kepemilikian?
Yang akan menambatkanmu dalam kegelisahan
Namun rasanya begitu indah
Yang tak akan ada mampu tuk menyamai lebih dari kata "sekedar"

Keterpurukanmu hanyalah sebuah gambaran dari sebuah fatamorgana
Yang hanyalah sebenarnya sebuah kehampaan
Namun dalam dirimu dikau berikan ruang yang lebih
Dan sebabnya nafasmu sampai di ujung

Daku bukanlah pemikir ulung untuk masalah hidup
Ketika merasa sulit dalam penghadapan kegelisahan
Sudilah mendengarkan daku yang jelata ini
"Rasakanlah, nikmatilah, tertawalah bila kepenatan menggapaimu, inilah hidup.
Jangan pernah dikau sesali, karena hidup adalah kesulitan"

Lalu daku kan senyap bersama kesunyian
Melihatmu dari jauh dan tersenyum
Membiarkan dikau terlena dalam drama

Yang Pemilik Semesta ini telah tuliskan

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------
PERASAAN YANG SULIT


Sulit rasanya menjadi diriku
Memiliki sebuah peristiwa yang akan menjadi kenangan
Tak pernah memahami betapa arti egois itu dalam diriku
Yang ku pernah lakukan adalah keyakinan

Aku ingin melupakan kenangan yang pernah ada
Karena hidup hanya bagi yang memiliki cita-cita
Lalu hidupku? Itu hanya tuntunan umat sejuta kata
Dalam diriku yang ada hanya pengertian

Aku memiliki sesuatu keterasingan yang lembut
Yang menidurkanku dalam kediaman
Untuk menamai ramainya kesunyian
Yang selalu membekas dengan kesenyapan

Itulah sampainya sebuah hasrat yang tertulis dalam pesan
Memiliki sesuatu yang akan menjadi milikmu
Lalu hilang dalam gelap jaman


Yang tersisa hanya diriku yang tak kumiliki

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

SAJAK KIRA-KIRA


Kira-kira waktu akan berubah seperti anganku
Kugenggam dengan sepenuh hati dalam perjalananku
Demi menemukan rasanya arti seperti hidup
Tak kan kulepas walau nafasku serasa sesak

Selanjutnya hidup akan terasa lebih sukar
Karena penantian memanglah perjuangan
Ketika angin yang lemah mampu mengoyak tubuhku
Tak ada yang mampu membarakan jiwaku

Hanya cahaya redup dari api semangat ini
Yang akan menemaniku sampai ujung
Yang akan kujaga walau mungkin kan padam
Namun takkan terlupa bila ia yang telah menerangi kegelisahanku.

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------
RINDU YANG GANJIL
Rinduku sebatangkara di antara denyut nadiku
Yang akan menghilang ditempat yang tak kukenal namanya
Aku merindukanmu lebih dari segala arah
Pesonamu telah menuntun kepekaanku mengingatmu

Rinduku menatap ke segala arah
Karena dimanapun aku berpaling
Disitulah engkau berada
Walau tak mampu aku tuk menatapmu
Juga menyentuhmu

Aku tau engkau selalu menjaga rinduku
Untuk suatu hari dimana aku mampu menatapmu
Karena sudah lama kita tak melihat langit bersama
Langit waktu yang membiru di masa lalu

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK SEBUAH NAMA

Terperanjat dalam bangkit kematian semalam
Membuatku malas untuk menemui matahari..pagi
Sedikit lunglai kulepas separuh belenggu
Menuju sorotan cahaya pagi yang menenangkan

Bolehkah aku mengenalnya?
Kucari di sekitar untuk sebuah jawaban
Saat setelah hawa dari embun pagi menerpa wajah
Kurasakan kesejukan di seluruh jiwa

Lalu sampai di altar penuh warna ceria bunga
Berbau sedap dan segar dari embun pagi
Ada seberkas jejak yang tertinggal dari sebuah sudut
Sebuah nama, untuk pertama dan seterusnya

Seperti menjenguk keseluruhan lelahku semalam
Nama itu tertinggal di atas sebuah aroma
Aroma mawar ditengah altar persinggahan
Nama untuk sebuah panggilan dan memulai kehidupan

Untuk senyum dan semangatmu yang menemani selalu
Kucoba menangkap dari semua maksud
Apakah gerangan panggilan itu?
Bolehkah kusapa dirimu seperti ini

Embun di subuh tertopang dedaunan
Berbinar bening ceria menyegarkan
Berbisik memantul turun untuk beranjak
Lalu mengucap salam

Selamat pagi nona Rezia?
Bagaimana kabarmu?
Apakah tidurmu nyenyak semalam?
Sudahkah kau siap memulai hari ini?

-eroel-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SERENADA

Dimanakah letak kepuasan manusia?
Maaf bila tulisan ini kubuka dengan tanya
Karena saat ini daku sedang terlena
Oleh sepasang tatapan layu seorang wanita

Ia berdiri dibawah kaki langit yang menangis
Menatap pilu kerasnya bisikan-bisikan air hujan
Menghujam keras berulang kali begitu dalam ke jiwa
Hingga tangisannya tak berujung terbawa nista

Ia ingin mati namun tak mampu melukai diri
Ia ingin dilupakan namun ia tak pernah diingat
Ia ingin pergi namun tak pernah ia memiliki awal
Ia ingin lenyap namun tak sekalipun ia di anggap ada

Lamat-lamat ku tatap sepasang mata itu
Penuh dengan saksi kemunafikan hidup
Ia kosong seperti tak ada mimpi
Bersama kenistaan yang selama ini menemani

Wahai, dikau nada di dalam jiwa
Walau tak disaksikan
Tangismu tak pernah sia-sia
Ia mengalir sempurna bersama hujan
Terbawa menuju samudra jiwa

Membaur bersama kehidupan yang fana
Seperti debu yang terombang-ambing sapuan angin
Tak peduli lagi kemana hidup akan membawanya
Apakah bahagia, sedih sudahlah berlalu

Kini dikau adalah tempat penyesalan
Letak dimana semua tanya tanpa ada jawab
Tak ada lagi ragu dalam menegasi
Jiwamu.. Adalah bait dalam ketetapan Tuhan

-eroel-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KESEIMBANGAN

Daku tak pernah bisa adil dalam menuai rasa
Sedih, bahagia, marah dan cinta
Cintalah yang selalu ku tuai lebih mulia
Seakan rasa yang lain tak memiliki makna

Ketika daku terbawa terlalu dalam
Cinta membutakanku dan tak menuntunku
Apa yang terjadi? 
Bukankah ia mulia?

Masygul, daku terlalu tamak dalam memiliki cinta
Sehingga sedih, bahagia dan marah membencinya
Mereka melukaiku dan cinta tak berdaya
Daku tertatih namun cinta kini sirna

Masygul, daku terlalu menyayangi cinta
Tak memahami bahwa sejatinya ia setara
Dengan sedih, bahagia dan marah
Dan kini cinta meninggalkan daku sendiri tanpa rasa

-eroel-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
COBA BEDAKAN

Adakah mawar tanpa duri?
Bilakah ia tak melukai?
Sudihlah dikau bawa padaku
Kan kuperkenalkan pada ayah dan ibuku

Adakah rumput liar tumbuh elok?
Bilakah ia sedap di pandang?
Sudihlah dikau bawa padaku
Kan daku bawa pulang dan kutanam

Kebahagiaan dan kesedihan apalah arti semua itu
Bila hidup hanya tentang rasa
Rasa yang hanya membuat jiwa terhina 
Patutkah ada sepotong hati yang harus sia-sia?

Penat dirasa bila kehinaan menimpa diujung tua
Tak kan lagi mampu mendengar, merasa dan membedakan
Mana ketulusan dan keangkuhan
Karena sejatinya ia dalam kesadaran yang membutakan

Mungkin kematian di waktu embun terlahir 
Rasa tak kan lagi begitu penting
Karena baginya dunia hanya sesaat
Tanpa ada kekosongan yang harus terisi dan terpenuhi.

-eroel-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------


TERKIAS SAJA

Angan..
Siapa yang tau bila ia selama ini
Menuntun jalan fikiran nurani 
Untuk menapaki hidup yang berarti
Akan menjadi apa suatu hari nanti

Bila..
Bila saja hidup tak harus bermimpi
Apakah manusia tetap manusia?
Bila saja hidup tentang pemenuhan
Mungkinkah kita bisa berdampingan?

Aduhai kehidupan selalu rumit
Padahal ia hanya kesederhanaan
Kita lah yang membuat semua itu
Karena kita manusia memiliki angan

Sesuatu yang harusnya mudah 
Angan membuat semua terasa lama
Hingga kebas seluruh alam yang kupijak
Teramat genting seolah-olah sirna

Bentuk angan dan mimpi itu semilir angin
Terkadang terasa namun tak memiliki rasa
Seakan menggoda kuncup bunga yang sedang pagi
Dipaksa untuk menikmati embun sesaat lewat dini

-eroel-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CAMEO

Simpanlah air matamu kasih
Ia terlalu berharga tuk kau urai
Janganlah ada kecewa di hati 
Karena daku tak kan membiarkanmu tersakiti

Bidadari seperti mu tak patut begitu duka
Selayaknya dikau dimanja nan manis 
Karena senyummu akan membuka mata dunia
Bahwa dikau tak seperti ungkapan dipunggung para bedebah

Berjalanlah beriring denganku
Genggamlah jemariku dan tegarlah
Kutuntun dikau menatap dunia
Janganlah takut kan ku hujam yang menghalangimu

Tegakkan pandanganmu dan tersenyumlah
Hiruplah angin perdamaian dari hati
Setelah dikau tenang lekas menarilah
Di atas lantai dari tumpukan awan rasa

Sampai jiwamu murni kembali
Sampai tangismu tak berbekas lagi
Sampai lukamu benar pulih
Sampai dikau melupakanku ini

Lupakanlah daku pernah ada
Disisimu daku hanya sementara
Dan tak pernah abadi dibanding apapun
Daku yang tersebut waktu

-eroel-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BIDADARI KENANGAN

Tubuhku pernah tidak stabil
Tidak berada pada keadaannya
Bergejolak jiwaku penuh takzim
Menyaksikan keindahan bak bidadari

Seorang yang begitu sempurna
Setidaknya di mata dan hatiku
Penuh kelembutan dan kasih
Dan tatapannya sangat teduh

Tubuhnya berbalutkan kain senada
Berwarna merah muda seperti bibirnya
Rambutnya bersanggul terhormat
Gerak langkah kakinya begitu mengayun
Gemulai sekali nan ramah menyapa

Kuberanikan diri tuk menyapa
Dengan bibir bergetar dan gigi bergemelatuk
Terucap salam padanya yang menoleh anggun

Terlihat sebaris nama menempel di dada kirinya
"Nada Irama" itulah yang terbaca
Penuh tanya dalam hatiku hingga tak mampu kutahan lebih lama
"Kapan dikau membawaku ke langit?" ucapku.
"Sekarang" tersenyun sambil membenarkan sabuk kursi dudukku.

Tidak lama kemudian
Kami telah berada jauh bermil-mil jaraknya di atas langit
Dan daku tertidur memimpikannya
Dengan senyum tak sadar telah di saksikannya.

-eroel-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SAJAK DIMANA

Dimana letak masa depan duhai pemilik pandangan?
Di tanah ini ku rindukan bentukmu
Berteman renungan menghias terpaan sapa
Berujung tuaian dunia berbeda namun satu langit

Dimana letak hatimu wahai pemilik perasaan?
Di kekosongan ini ku merencanakan masa untuk kedepanmu
Membentuk helai pintalan benang kemerahan
Perasaanku masih kutanggalkan dalam warnamu

Bukti apa yang mampu membuat sebuah keterperdayaan?
Disini ku lewat sebuah ruang perih tak terherankan
Yang terundang untuk singgah walau sejenak
Namun itu adalah sebuah dunia yang memiliki masa

Aku mengasingkan seluruh peluh agar tak ternoda lagi 
oleh janji yang belum mampu ditepati

-eroel-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEKILAS SAJA

Lihatlah, wahai malam gulita tanpa bintang
Betapa kesunyian telah akrab mendampingi ku
Lihatlah, wahai malam yang dingin berselimutkan awan
Betapa tulang-tulangku ini kebal oleh kengiluan yang kau beri

Entah berapa waktu lagi engkau puas merasai kesedihanku
Aku hanya berharap kesetiaanmu tak seperti pandangan gelapmu
Wahai malam yang memiliki kehampaan
Mohonkanlah ampun atas segala rasa yang kupendam ini

-eroel-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK TERTULISKAN

Aku menyukai pagi yang sinarnya kekuningan
Aku menyukai embun yang mengalir lembut di pipi-pipi daun
Aku menyukai suara detak jam dinding yang menggetarkan suara jiwa
Mereka menyatu dengan hidup, membelai seolah-olah kita anak kesayangannya

Tapi aku tidak menyukai siang yang telah meniadakan embun
Yang sengatan sinarnya menghujam sampai di jiwa
Tak ada lagi kelembutan pipi-pipi daun yang sejuk
Mereka melayu dan tak hidup, kelam seolah-olah kita dibencinya

Dunia bukanlah sesuatu yang hak
Kenapa mesti harus memikirkan itu-itu saja?
Bila saja semesta bukan untuk manusia
Mungkinkah masih ada nafas di antara kita?

Aku sedang terpejam saat menulis barisan ini
Ketika selesai, kubuka mata lebar-lebar
Aku telah berada di suatu senja yang tak kukenal
Aku mengambang diantara sinar keemasan yang memantul ditaman bunga

Menakjubkan, sungguh membuat takzim yang memandang
Wangi-wangian semerbak dari bunga menari riang di sisiku
Namun pilu, kenapa ditempat begitu mahligai hanya aku sendiri?
Siapakah gerangan yang menanam dan merawatnya?

Bilakah aku bertemu dengannya?
Kupicingkan kedua mataku ke sudut remang senja
Kulihat sosok siluet timbul kelam mengamati keterpesonanku
Siapakah gerangan yang nampak begitu anggun?

Kuberanikan tuk mendekat dan menyapa
Nona dikaukah pemilik taman bunga ini?
Dia hanya tersenyum manis, semanis aroma kasturi di sanubari
Aku terkesima walau hanya mampu kulihat senyumnya saja

Aku bingung mengapa bisa akunya sampai disini?
Tempat dimana keindahan begitu sempurna
Aroma, pemandangan, angin serta perasaannya
Namun begitu sunyi tanpa ada getar-getar nyawa

Ingin kubertanya lagi lebih banyak
Aduhai, nona manis disudut temaram senja itu hilang
Bingungnya aku, apakah tadi fatamorgana?
Namun begitu nyata, bahkan nafas yang terhembus masih kurasakan

Ah, kutundukkan kepalaku dengan kedua tangan mengusap rambutku
Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang
Terasa lembut dan menenangkan aku menyukainya
Segera aku menoleh menjemputnya

Lalu aku dan tulisan ini telah terkirim padamu
Apakah langit disana masih sama dengan disini?
Apakah kita masih memandang bulan yang sama?
Aku yakin iya karena keinginanku semoga nanti dapat menatap bulan dalam satu bingkai langit bersama.

-eroel-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SAJAK JANGAN TERLALU LAMA


Jangan terlalu lama berada dalam kenangan
Lekaslah beranjak sebelum tenggelam
Hilang pandangan untuk kedepan
Karena yang dinantikan lebih menjanjikan

Jangan terlalu lama memalingkan pandangan
Karena ku memanggilmu dari hati
Dari desiran angin sendu merayap menggetar melalui udara
Yang kau helah menjadi nafas membantumu memaknai hidup

Aku akan datang dari ujung sudut dunia
Hanya untukmu, karena takdirku
Adalah memiliki keindahanmu utuh
Walau kerlingan tetes dari air matamu pernah berlalu

Dalam kaedah yang ada di dunia
Penuh persimpangan dalam pemilihan
Taukah engkau terlalu mesra
Untuk di jadikan sebuah ratapan?

-eroel-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PESAN DI ATAP MIMPI

Kemana hilangnya senja setelah malam menjelma?
Apakah ditempatmu masih ada terang
Yang bisa untuk ku singgahi
Meskipun hanya sejenak waktu?


Aku masih ingin menatap temaramnya senja
Hangatnya sinar dari ufuk sanubari
Mengalirnya dahaga kerinduan akan kehilangan
Bagai burung kenari pulang dari pencarian makna hidup


Aku belum ingin bermimpi di atas atap pesan nanti
Karena ku belum menyiapkan diri menjadi persinggahan buah hati
Karena terlalu banyak yang singgah hanya untuk pergi
Pada akhirnya hanya menjadi kenangan belaka dan dimakan masa


Aku ingin mencari di senja saja
Dari pada di mimpi banyak yang tak perduli
Atapku yang memiliki pesan dalam mimpi
Membuat jiwa dan rasa semakin terbawa untuk kesana


Apakah aku sudah siap untuk menyesal?
Aku ingin angin yang dari timur ini sepoi di dalam hati
Karena air kerisauan yang mengalir dari bilik keasingan ini
Telah lama bermuara untuk sebuah janji dalam mimpi


Yang tersirat sebuah pesan di atap mimpi
Untuk kulalui bukan merenggut
Karena aku tulus menyaksikan janji terucap
Dalam sebuah pesan yang disampaikan dari atap mimpi


-eroel-

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1 comments:

  1. The Borgata Hotel Casino and Spa - Mapyro
    The Borgata Hotel 거제 출장안마 Casino and Spa 양산 출장샵 is situated in Atlantic City. 수원 출장안마 The hotel is located on the corner of 의정부 출장샵 the Waterfront 포항 출장안마 Marina and Atlantic City Streets.

    ReplyDelete

 
i am warm like sunshine, and i am cool like winter

statistics

Followers

Powered by Blogger.

Copyright © 2015 • Eroel Cho