BAIT TIGA
"Semoga mimpi untuk senja yang melihat terbenam bermuara indah di sanubari"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENDENGAR ANGIN
Daku di persimpangan arah dan tujuan
Mendengar angin bercerita
Melambaikan dedaunan menuju ketiadaan
Memberikan sebait kekosongan
Hilang diriku setelah mendengar kerisauan
Tak seberapapun ketenangan membelai kenangan
Hancur dan gersanglah segala perasaan
Nanar tak sepucukpun kumiliki kehampaan
Dengarlah, aku memanggilmu cinta
Kusampaikan rindu melalui angin musim yang sendu
Memberikan makna memiliki arti kehilangan
Duduklah bersamaku dan temani untuk memandangmu
Menikmati sepotong senja yang remang
Bermain tawa dengan langit orange
Lalu tertidur bersama senyap
Dan hilang dalam ketiadaan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELEPAS HILANG
Masih seperti mimpi hidup ini
Bersama tumbuh oleh kenangan
Berjalan bergandengan diiringi impian
Tujuan adalah fatamorgana dalam kesunyian
Ketika fana melintas sejenak ke alam fikiran
Hidup kutanya mengenai bila mana
Dan hari yang bergulir terikat dunia
Seakan alamku tak lagi nyata
Karena waktu melepas semua keberadaanku
Sehingga kudapati diriku lagi semu
Hah, inilah kata yang tak pernah kumengerti
Bagai melayang di awang-awang tanpa suara
Hanya bersama senyap aku menyatu
Meninggi tanpa ada rasa yang perduli
Dimana dan bagaimana aku membias
Belum juga mengerti akanku?
Sinilah, aku yang kan membelai indahmu
Mendekap senyum yang lepas dari rindumu
Menggenggam takzim nafas setengah hidupmu
Lalu kulepas dalam hilang..
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TANAH MIMPI
Luka itu tak terbilang masalah
Ketika cinta membalut dengan bahagia
Namun luka tetaplah luka
Ketika cinta menusuki dari bilik hati
Bila rindu adalah buaian sementara
Akankah mimpi menjadi sebuah nyata?
Andai jiwa mendengar angin yang mengadu
Mungkin daun yang berhembus akan menangis pilu
Beratnya sebuah harapan membuat insan menjadi tegar
Sukarnya kehidupan hanyalah bunga kenangan
Sedangkan mimpi adalah awal untuk lahirnya dosa
Yang tak perlu ditanya kemana ia akan bermuara
Dan aku,,
Sekarang bukanlah sesuatu yang hidup
Karena semalam aku adalah tangis di padang gersang
Membasahi bayang yang tak berujung
Kemudian mati di tanah mimpi yang tak berhuni
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RINDU DI LUPA
Untuk cinta yang membuai di dalam dada
Mengikis hilang dengan pasti kabut perasaan
Menuai rindu yang sunyi teriring jaman
Takzim menatap kealiman sebuah penantian
Biru,,haru biru mendalam kesaksian cinta
Sirna seketika terbilang gelap menjemput senja
Dikau yang berpaling dari sepinya perasaan
Menjatuhkan air matamu berdebam kedasar hati
Relung jiwa menangis, meringkih susahnya tegar
Dipandang jiwa tak ditemu sebuah bahagia
Ohhh, wahai yang terlupa tempatmu keasingan
Menemani selimut mimpi berbunga harum kesturi
Berbahagialah untuk sendirimu
Walau, setengah jiwamu menatap sendu
Untuk rindu yang tak kembali
Karena waktu sudi ingkari janji
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT TERBENAM
Sebelum daku pernah berdiri diantara ketidaksadaranku
Semburat cahaya bintang berjatuhan tepat di depan wajahku
Menepis ujung dahi dan menyentuh sudut mataku
Hujan disaat itu terasa meresap ke lubuk hati
Lalu, daku pernah berdiri di antara awang-awang
Menyelinap masuk seberkas tatapan matamu
Menembus lemah tertahan berjuta kenangan
Hidup disaat itu terasa berhenti seakan mati tanpa waktu
Wahai, yang memiliki penantian
Kutatap langkahmu sedikit menghilang
Sejenak berkarat keangkuhanmu untuk menikam setia
Tunduk hilang diantara zaman yang memiliki wewangian
Daku relakan untuk melihat terbenam sebelum senja
Merasakan sunyi yang bertabur lirih menikam jiwa
Dikau yang memiliki rasa sebelum menatap terbit
Bagai daun momiji yang berguguran
Dan senja di kala hujan yang tak rela kupeluk erat
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DI SENJA YANG MANA?
Di senja manakah dikau berada?
Sebagai pengembara lata nan hina ini
Sudah kutapaki berbait-bait sajak tentang senja
Namun, seberkas bayangmu pun tak nampak
Di sajak apakah dikau bersemayam?
Tulisan ini bisakah sampai padamu?
Karena daku disini tak memiliki arah
Jiwaku dan rinduku berdiri sendiri
Mereka mengeluh ingin pergi meninggalkan sepi
Lalu ku tatap pagi berteman embun
Berharap penuh arti dikau hadir dalam senyum
Ia membias, sirna diterpa cahaya hangat mentari
Pergi,,,pelan tapi pasti meninggalkan aroma rindu
Maaf bila tulisan ini tak romantis.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MIMPI
Mimpi,,
Bisa jadi sebuah emosi yang bergejolak dalam khayal
Memutar kembali angan yang telah lama pergi
Membuat hati yang bersemayam tenang terusik kembali
Ah, dikau kini terlahir dalam kenangan abadi
Rindu,,
Bisa jadi sebuah perasaan yang hendak kembali pulang diam tertahan
Menetapkan jiwa dalam buaian indahnya bersedia
Karena sunyinya hati membuat diam beribu makna
Ah, dikau yang selalu menatap senja,,,
sendiri,,,
Aku,,
Membias dengan pasti di antara mimpi dan rindu
Mengukir hidup tentang rasa apa itu sakit
Kian tertarik penuh harap oleh sebuah kenangan
Aduhai, Dikau masih selalu di bilik hatiku
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK TENTANG SESAL
Mulai merinduku?
Biasakanlah, karena aku adalah yang tak dimiliki
Dari angin timur sampai ujung sebuah selat
Kau tak kan mampu menemukanku
Dalam gelapnya lautan dan tingginya harapan
Kau tak kan pernah melihatku
Aku bukanlah sekedar harapan
Bila kau mendengar langkahku di antara suara angin
Melihat bayangku di antara kabut rindu
Merasakan kehadiranku di dalam bilik hatimu
Siapkanlah rasa sakit, sakit yang begitu pilu
Untuk menerima bahwa aku hanyalah fatamorgana
Jangan menyesali sesuatu yang belum kau akhiri
Karena mimpi akan terus berjalan beriring menuju abadi
Walau hatimu ragu kau tau aku begitu teduh
Membelaimu dalam naungan awan yang menghiasi kisahmu
Menuju rindu yang selalu kau gumam dalam satu waktu
Aku..
Fatamorgana yang membawamu
Dalam bait kerinduan
Disetiap nafas yang kau yakini
Aku berada.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DUHAI HATI
Tak mengapalah sesekali rindu itu tak elok
Bukankah payah bila saja penantian hanya sebuah titik
Mimpi itu hanyalah bunga dan rindu adalah yang tertuju
Maka bernafaslah yang dalam untuk menyelam lebih sakit, duhai hati
Atas segala ketulusan dari setiap perasaan
Kehidupanmu mulai terasa bagai pecahan kenangan
Dengan berserakan butiran rindu di ruang hatimu
Walau lelah terus kau tapaki dengan kaki tergores cemburu
Duhai hati, kau tau rindu adalah rasa sakit
Beningnya embunpun tak kan mampu menentramkannya
Keheningan menatap uap kasih yang melayang hilang perlahan
Dalam sekejap berdiri dan merasa terlena
Fikirku seperti itulah ketentraman yang akan selalu kau simpan
Di sebuah padang hijau berhamburan bunga kenangan
Diselingi oleh capung warna-warni melayang-layang
Yang takkan hilang sampai badai itu kan datang tuk membawamu dalam hilang
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT HUJAN DI SENJA
Angin berdesir dingin menghela nafas
Membelai indah anak rambut di bahumu
Membuai rindu menatap langit yang menangis
Semakin terasing perasaan yang hanya meninggalkan jejak
Kekeliruan ini membuat sesiapa saja bahagia
Bahkan mimpi yang terselimutipun seakan nyata
Semesta menuai kerinduan dari noda langit
Yang menghujam keras bagai perih dalam sembilu
Jiwa ini menari diantara duri-duri hatimu yang berbunga
Menapaki dengan terpejam diantara kesunyian
Jalanku ini adalah keyakinan akan menujumu
Walau perih harus menelan tanpa kenangan
Janganlah menanyakan keberadaanku untuk dikau
Karena daku hanyalah pejalan lata yang mengingkari gersangnya mimpi
Untuk menjemput kesunyian dalam jiwa
Yang tiada pernah lagi akan membuatmu terluka
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUK YANG BERSAJAK
Daku puisikan namamu dalam malam setengah terperanjat
Membisikkan lirik yang penuh dengan alunan sendu
Menopang segala rasa yang ingin mekar
Menimpa hasrat bagaikan putih yang suci
Inilah isyarat jiwa yang tertukar oleh tulisan sajak
Membisingkan kepekatan yang tak nyata dalam hati
Membuat berat ingin sekali meninggalkan resah
Lalu daku torehkan sebercak bentuk semu
Puisiku atas namamu masih berada diantara semerbak harum kesturi
Meninggalkan berkas yang ganjil walau samar
Namun tetap harum seakan mampu hilangkan dahaga
Mampu membuat tersenyum bunga yang layu
Inilah keresahan yang tak tersakiti
Yang rasanya begitu hangat dan menawan
Membuat sesiapapun yang menghirup akan hilang
Dalam hilang yang tak pernah kumiliki
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MEMBUANG RINDU
Ketika hati yang bertubi-tubi di jejali mimpi dan janji
Membuat desahan resa yang tergelatak tak berarak
Keinginan memiliki membuat suatu hal tak disadari
Darimanakah datangnya rindu?
Maafkan daku, pertanyaan itu datang begitu saja
Seperti saat pertama kali daku melepaskan genggaman jiwamu
Merasa sepi yang sepoi-sepoi mengalun di jiwa
Yang sesungguhnya menyayat dalam kesunyian
Seperti inikah kerinduan itu?
Tak sepatutnya daku pertanyakan
Karena hati yang telah redup diterangi mimpi
Tak mampu beranjak walau sekedip nestapa
Yang nyata adalah semenjak dikau memedar di jiwa
Membuat gelisah dengan penuh kekosongan di sudut pilu
Sedangkan hidupmu kini hanyalah sebuah embun pagi
Yang terkikis oleh hangatnya mentari
Lalu rindu itu memuai bersama mimpi
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUKKU YANG TAK KUMILIKI
Kepada ombak, angin dan senja
Aku berdiri di tepian karang
Engkau ombak berdesir seakan mengusirku
Engkau angin membelai tiap anak dirambutku
Dan senja engkau yang selalu mempedulikanku
Aku tenggelam di dalam kepenatan
Jauh ditengah laut yang tak bertepian
Berderu bersama ombak diterpa ribuan kata
Membuat jantung berdegub tak berirama
Aku hilang bersama wujud dari sebuah khayalan
Tergerus oleh waktu yang tak pernah nyata
Membuang hilang ketegasan dengan sedikit beriak
Dari ombak yang menyapa yang telah salah kukira
Bila penyesalan berada di muka
Aku akan menangisimu sepanjang hidup
Duhai hatiku yang terbelai..
Oleh perih, sakit, dan damai tanpa ada bahagia
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KIASAN SENYAP
Inginkah aku kabarkan padamu
Tentang angin luka yang menyayat dengan kelemahan?
Menghadirkan serpihan dari butir hati yang tertinggal?
Memancarkan sinar dari sebuah kehangatan?
Perjalanan ini hanya kualami dari bilik ruang peresapan tentang penciptaan
Melalui perenungan untuk menghadirkan rasa ketegasan
Takkan peka walau sejuta simponi menghembus di ujung kesadaran
Karena aku sejatinya hanya keadaan
Keadaan mimpi takkan memiliki sebuah ketegasaan
Beraut wajah getir memilukan atas perasaan
Lalu tersapa oleh kesejukan dari uap bening embun
Pagi yang panjang untuk memulai kerinduan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SUKAI DIMANA HILANG
Sudahlah,,,wanita,,,
Ketika airmata yang berbicara
Kejujuranlah yang akan mulai terungkap
Betapa hatinya pilu dan biarkan kesunyian
Yang akan membungkus kesaksiannya
Butiran bening yang murni itu tak lagi sembunyi
Tergoda oleh kepenatan yang membuat berlinang tak sampai hati
Lalu isak yang tertinggal mencoba menegaskan
Bahwa perasaan itu sebenarnya masih setia
Sudihlah,,,wanita,,
Ketika senyummu kembali
Janganlah terusik oleh hampa keduniaan
Biarlah kemunafikan mereka yang menanggung
Karena keabadian menanti jiwamu kembali
Terasinglah dengan hela nafas penuh tawa
Hidupmu bukan tentang airmata
Kasihmu bukan tentang kekalahan
Duhai, karena dirimu sendiri adalah fatamorgana
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KU AKAN TELAH SENDIRI
Aduhai belahan jiwa yang menarik pesona?
Kain yang menutup segala pandangan
Membuat desir di hati ingin mengombak
Membawa pulang dan terbenam bersama senja
Kerlingan dan pancaran dari kedua pandanganmu
Tak henti menerangi gulita dan senyap dari sepi
Kini dikau hadir bagai sudut baru yang tirus
Memiliki ketajaman yang mampu menuntun
Bentuk lingkar tak sempurna kebahagiaan pemberianmu
Menengadahkan rasa dahaga yang terdesak oleh bahagia
Membuat ingkar dalam hati yang penuh gejolak
Ini mimpi dan kenyataan yang tak saling duduk bersama
Berurailah semua kenistaan di atas padang bunga harum kepalsuan
Ketika aku sendiri tak sadari keaslianku
Lamat-lamat ku tatap tempat peraduanku
Tak kutemui diriku..
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUK YANG TAK KUMILIKI
Duhai mimpi,
Bilakah engkau kudapati dalam nyata?
Seakan hati menarik seluruh isi peluh
Melumatkan keinginan untuk selalu setia
Yang padang gersang dalam setiap nafas
Duhai janji,
Bilakah engkau kudapati dalam keindahan?
Menantimu adalah sederhana yang hilang
Kedatanganmu membuat jiwa tersedak bahagia
Yang sekarang hilang dalam setiap nafas
Wahai Yang Memiliki,
Keteguhan hatiku telah nyata ku persaksikan
Jiwa yang Engkau hembuskan dalam setiap nadi
Masihlah daku ingini untuk nanti bersemi
Yang sekarang murni menyambut hati
Wahai aku yang tak kumiliki,
Ijinkanlah aku untuk memandangmu
Menemani dalam keinginanmu
Yang nanti akan hilang ditelan waktu
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MEMBUANG RINDU
Ketika hati yang bertubi-tubi di jejali mimpi dan janji
Membuat desahan resa yang tergelatak tak berarak
Keinginan memiliki membuat suatu hal tak disadari
Darimanakah datangnya rindu?
Maafkan daku, pertanyaan itu datang begitu saja
Seperti saat pertama kali daku melepaskan genggaman jiwamu
Merasa sepi yang sepoi-sepoi mengalun di jiwa
Yang sesungguhnya menyayat dalam kesunyian
Seperti inikah kerinduan itu?
Tak sepatutnya daku pertanyakan
Karena hati yang telah redup diterangi mimpi
Tak mampu beranjak walau sekedip nestapa
Yang nyata adalah semenjak dikau memedar di jiwa
Membuat gelisah dengan penuh kekosongan di sudut pilu
Sedangkan hidupmu kini hanyalah sebuah embun pagi
Yang terkikis oleh hangatnya mentari
Lalu rindu itu memuai bersama mimpi
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUK YANG BERSAJAK
Daku puisikan namamu dalam malam setengah terperanjat
Membisikkan lirik yang penuh dengan alunan sendu
Menopang segala rasa yang ingin mekar
Menimpa hasrat bagaikan putih yang suci
Inilah isyarat jiwa yang tertukar oleh tulisan sajak
Membisingkan kepekatan yang tak nyata dalam hati
Membuat berat ingin sekali meninggalkan resah
Lalu daku torehkan sebercak bentuk semu
Puisiku atas namamu masih berada diantara semerbak harum kesturi
Meninggalkan berkas yang ganjil walau samar
Namun tetap harum seakan mampu hilangkan dahaga
Mampu membuat tersenyum bunga yang layu
Inilah keresahan yang tak tersakiti
Yang rasanya begitu hangat dan menawan
Membuat sesiapapun yang menghirup akan hilang
Dalam hilang yang tak pernah kumiliki
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT HUJAN DI SENJA
Angin berdesir dingin menghela nafas
Membelai indah anak rambut di bahumu
Membuai rindu menatap langit yang menangis
Semakin terasing perasaan yang hanya meninggalkan jejak
Kekeliruan ini membuat sesiapa saja bahagia
Bahkan mimpi yang terselimutipun seakan nyata
Semesta menuai kerinduan dari noda langit
Yang menghujam keras bagai perih dalam sembilu
Jiwa ini menari diantara duri-duri hatimu yang berbunga
Menapaki dengan terpejam diantara kesunyian
Jalanku ini adalah keyakinan akan menujumu
Walau perih harus menelan tanpa kenangan
Janganlah menanyakan keberadaanku untuk dikau
Karena daku hanyalah pejalan lata yang mengingkari gersangnya mimpi
Untuk menjemput kesunyian dalam jiwa
Yang tiada pernah lagi akan membuatmu terluka
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DUHAI HATI
Tak mengapalah sesekali rindu itu tak elok
Bukankah payah bila saja penantian hanya sebuah titik
Mimpi itu hanyalah bunga dan rindu adalah yang tertuju
Maka bernafaslah yang dalam untuk menyelam lebih sakit, duhai hati
Atas segala ketulusan dari setiap perasaan
Kehidupanmu mulai terasa bagai pecahan kenangan
Dengan berserakan butiran rindu di ruang hatimu
Walau lelah terus kau tapaki dengan kaki tergores cemburu
Duhai hati, kau tau rindu adalah rasa sakit
Beningnya embunpun tak kan mampu menentramkannya
Keheningan menatap uap kasih yang melayang hilang perlahan
Dalam sekejap berdiri dan merasa terlena
Fikirku seperti itulah ketentraman yang akan selalu kau simpan
Di sebuah padang hijau berhamburan bunga kenangan
Diselingi oleh capung warna-warni melayang-layang
Yang takkan hilang sampai badai itu kan datang tuk membawamu dalam hilang
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK TENTANG SESAL
Mulai merinduku?
Biasakanlah, karena aku adalah yang tak dimiliki
Dari angin timur sampai ujung sebuah selat
Kau tak kan mampu menemukanku
Dalam gelapnya lautan dan tingginya harapan
Kau tak kan pernah melihatku
Aku bukanlah sekedar harapan
Bila kau mendengar langkahku di antara suara angin
Melihat bayangku di antara kabut rindu
Merasakan kehadiranku di dalam bilik hatimu
Siapkanlah rasa sakit, sakit yang begitu pilu
Untuk menerima bahwa aku hanyalah fatamorgana
Jangan menyesali sesuatu yang belum kau akhiri
Karena mimpi akan terus berjalan beriring menuju abadi
Walau hatimu ragu kau tau aku begitu teduh
Membelaimu dalam naungan awan yang menghiasi kisahmu
Menuju rindu yang selalu kau gumam dalam satu waktu
Aku..
Fatamorgana yang membawamu
Dalam bait kerinduan
Disetiap nafas yang kau yakini
Aku berada.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MIMPI
Mimpi,,
Bisa jadi sebuah emosi yang bergejolak dalam khayal
Memutar kembali angan yang telah lama pergi
Membuat hati yang bersemayam tenang terusik kembali
Ah, dikau kini terlahir dalam kenangan abadi
Rindu,,
Bisa jadi sebuah perasaan yang hendak kembali pulang diam tertahan
Menetapkan jiwa dalam buaian indahnya bersedia
Karena sunyinya hati membuat diam beribu makna
Ah, dikau yang selalu menatap senja,,,
sendiri,,,
Aku,,
Membias dengan pasti di antara mimpi dan rindu
Mengukir hidup tentang rasa apa itu sakit
Kian tertarik penuh harap oleh sebuah kenangan
Aduhai, Dikau masih selalu di bilik hatiku
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DI SENJA YANG MANA?
Di senja manakah dikau berada?
Sebagai pengembara lata nan hina ini
Sudah kutapaki berbait-bait sajak tentang senja
Namun, seberkas bayangmu pun tak nampak
Di sajak apakah dikau bersemayam?
Tulisan ini bisakah sampai padamu?
Karena daku disini tak memiliki arah
Jiwaku dan rinduku berdiri sendiri
Mereka mengeluh ingin pergi meninggalkan sepi
Lalu ku tatap pagi berteman embun
Berharap penuh arti dikau hadir dalam senyum
Ia membias, sirna diterpa cahaya hangat mentari
Pergi,,,pelan tapi pasti meninggalkan aroma rindu
Maaf bila tulisan ini tak romantis.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT TERBENAM
Sebelum daku pernah berdiri diantara ketidaksadaranku
Semburat cahaya bintang berjatuhan tepat di depan wajahku
Menepis ujung dahi dan menyentuh sudut mataku
Hujan disaat itu terasa meresap ke lubuk hati
Lalu, daku pernah berdiri di antara awang-awang
Menyelinap masuk seberkas tatapan matamu
Menembus lemah tertahan berjuta kenangan
Hidup disaat itu terasa berhenti seakan mati tanpa waktu
Wahai, yang memiliki penantian
Kutatap langkahmu sedikit menghilang
Sejenak berkarat keangkuhanmu untuk menikam setia
Tunduk hilang diantara zaman yang memiliki wewangian
Daku relakan untuk melihat terbenam sebelum senja
Merasakan sunyi yang bertabur lirih menikam jiwa
Dikau yang memiliki rasa sebelum menatap terbit
Bagai daun momiji yang berguguran
Dan senja di kala hujan yang tak rela kupeluk erat
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RINDU DI LUPA
Untuk cinta yang membuai di dalam dada
Mengikis hilang dengan pasti kabut perasaan
Menuai rindu yang sunyi teriring jaman
Takzim menatap kealiman sebuah penantian
Biru,,haru biru mendalam kesaksian cinta
Sirna seketika terbilang gelap menjemput senja
Dikau yang berpaling dari sepinya perasaan
Menjatuhkan air matamu berdebam kedasar hati
Relung jiwa menangis, meringkih susahnya tegar
Dipandang jiwa tak ditemu sebuah bahagia
Ohhh, wahai yang terlupa tempatmu keasingan
Menemani selimut mimpi berbunga harum kesturi
Berbahagialah untuk sendirimu
Walau, setengah jiwamu menatap sendu
Untuk rindu yang tak kembali
Karena waktu sudi ingkari janji
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TANAH MIMPI
Luka itu tak terbilang masalah
Ketika cinta membalut dengan bahagia
Namun luka tetaplah luka
Ketika cinta menusuki dari bilik hati
Bila rindu adalah buaian sementara
Akankah mimpi menjadi sebuah nyata?
Andai jiwa mendengar angin yang mengadu
Mungkin daun yang berhembus akan menangis pilu
Beratnya sebuah harapan membuat insan menjadi tegar
Sukarnya kehidupan hanyalah bunga kenangan
Sedangkan mimpi adalah awal untuk lahirnya dosa
Yang tak perlu ditanya kemana ia akan bermuara
Dan aku,,
Sekarang bukanlah sesuatu yang hidup
Karena semalam aku adalah tangis di padang gersang
Membasahi bayang yang tak berujung
Kemudian mati di tanah mimpi yang tak berhuni
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELEPAS HILANG
Masih seperti mimpi hidup ini
Bersama tumbuh oleh kenangan
Berjalan bergandengan diiringi impian
Tujuan adalah fatamorgana dalam kesunyian
Ketika fana melintas sejenak ke alam fikiran
Hidup kutanya mengenai bila mana
Dan hari yang bergulir terikat dunia
Seakan alamku tak lagi nyata
Karena waktu melepas semua keberadaanku
Sehingga kudapati diriku lagi semu
Hah, inilah kata yang tak pernah kumengerti
Bagai melayang di awang-awang tanpa suara
Hanya bersama senyap aku menyatu
Meninggi tanpa ada rasa yang perduli
Dimana dan bagaimana aku membias
Belum juga mengerti akanku?
Sinilah, aku yang kan membelai indahmu
Mendekap senyum yang lepas dari rindumu
Menggenggam takzim nafas setengah hidupmu
Lalu kulepas dalam hilang..
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENDENGAR ANGIN BERCERITA
Daku di persimpangan arah dan tujuan
Mendengar angin bercerita
Melambaikan dedaunan menuju ketiadaan
Memberikan sebait kekosongan
Hilang diriku setelah mendengar kerisauan
Tak seberapapun ketenangan membelai kenangan
Hancur dan gersanglah segala perasaan
Nanar tak sepucukpun kumiliki kehampaan
Dengarlah, aku memanggilmu cinta
Kusampaikan rindu melalui angin musim yang sendu
Memberikan makna memiliki arti kehilangan
Duduklah bersamaku dan temani untuk memandangmu
Menikmati sepotong senja yang remang
Bermain tawa dengan langit orange
Lalu tertidur bersama senyap
Dan hilang dalam ketiadaan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KETIKA SENDIRI TAK ABADI
Wangi daun usang yang berhembus bersama kenangan
Meninggalkan seberkas luka yang tak pernah ada
Merasuk dengan pasti dimana ia tinggalkan
Membumi tak ingin beranjak dari buaian sementara
Wahai, engkau angin yang merajuk
Diriku adalah sebutan untuk kehilangan
Dimanapun kutatapkan pandangan
Diriku tak berada dimanapun
Dan luka ini menangis untuk rasa yang belum pernah ada
Sakit yang begitu sepi memakan setiap inci perasaan
Tak bisakah dikau menunggu hai buah hati
Sampai musim berganti membalik lembaran sunyi
Biarlah keindahan yang menyelesaikan tujuan
Lepaslah, tataplah ia melayang ke awang-awang
Menuju pandangan sebatas kebahagiaan
Sendirimu tak lagi abadi duhai yang cinta
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAIT-BAIT YANG MELAYANG
Gersang ladang jiwa yang di tinggal penghuni kalbu
Tak mampu menguapkan sepotong asap harapan
Sudah berlalu rindu yang dirawat bersemi
Melewati sebilah rasa menukik tajam membelah dada
Ini rindu yang lalu menggebu dengan pilu
Memaksa bangkit separah buaian rasa dahaga
Malaikat-malaikat berkumpul saling bergumam
Melayangkan doa bagi kebahagiaan disisi insan
Gersang ladang jiwa yang di sirami dengan tangisan
Tak mampu menumbuhkan sepotong senyum
Sudah berlalu mimpi yang dulu di jaga janji
Melewati sebilah rasa menikam jiwa sejuta asa
Ini hidup yang insan sudah melarat dalam angan
Memaksa bangkit dari separuh luka yang tak hilang
Peri-peri berkumpul menangis sesenggukan dalam diam
Melayangkan doa bagi kedamaian disisi insan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BINGKISAN MIMPI
Aku ingin menjemput terbenam
Karena telah lama aku mengendap dalam senja
Engkau hadir bukanlah sebagai takdir
Melainkan hanya tak lebih lewat kata
Gugur bunga dikenang tak berdaya
Berurai cerita yang tak pernah bersemi
Mekarnya hanya dalam ingatan
Kini hilang di makan zaman
Ohh aku yang sedang menatapmu dari anak jendela
Rambutmu tersapu angin dengan malu-malu
Tersingkap di belakang tangan gemulai
Yang kupandang telah hilang dari pandang
Jejak harum yang kau tinggalkan masih melekat
Menumbuhkan penantian dan harapan
Ohh aku yang sedang memainkan bingkisan mimpi
Tersadar dari semua tidak kenyataan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AKANKAH UNTUK MIMPI
Aku akan mati dan tenggelam di benua yang tak kau kenal
Meninggalkan semua mimpi dan hati seorang diri
Tersapu kenangan dan membaur dengan kehinaan
Dan hanya untaian kata yang kan tersisa
Kuhidangkan dengan segenap penuh penyesalan
Atas rasa yang telah kau tinggalkan
Walau lupa akan suatu takdir yang telah menemani
Untuk janji yang hanya seuntai mimpi bersama
Kerelaan ini tak semestinya membuat dirundung kesunyian
Namun apalah daya aku yang jelata
Hanya mampu menerima pemberian semesta
Tanpa harus meluka untuk sesiapa
Aduhai, ini musim sungguh cepat berlalu
Aku yang tertinggal dalam lamunan mulai tersadar
Aku di pandangi oleh apa yang kupandang
Dan untuk sejenak waktu terasa berhenti
-eroel-
"Semoga mimpi untuk senja yang melihat terbenam bermuara indah di sanubari"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENDENGAR ANGIN
Daku di persimpangan arah dan tujuan
Mendengar angin bercerita
Melambaikan dedaunan menuju ketiadaan
Memberikan sebait kekosongan
Hilang diriku setelah mendengar kerisauan
Tak seberapapun ketenangan membelai kenangan
Hancur dan gersanglah segala perasaan
Nanar tak sepucukpun kumiliki kehampaan
Dengarlah, aku memanggilmu cinta
Kusampaikan rindu melalui angin musim yang sendu
Memberikan makna memiliki arti kehilangan
Duduklah bersamaku dan temani untuk memandangmu
Menikmati sepotong senja yang remang
Bermain tawa dengan langit orange
Lalu tertidur bersama senyap
Dan hilang dalam ketiadaan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELEPAS HILANG
Masih seperti mimpi hidup ini
Bersama tumbuh oleh kenangan
Berjalan bergandengan diiringi impian
Tujuan adalah fatamorgana dalam kesunyian
Ketika fana melintas sejenak ke alam fikiran
Hidup kutanya mengenai bila mana
Dan hari yang bergulir terikat dunia
Seakan alamku tak lagi nyata
Karena waktu melepas semua keberadaanku
Sehingga kudapati diriku lagi semu
Hah, inilah kata yang tak pernah kumengerti
Bagai melayang di awang-awang tanpa suara
Hanya bersama senyap aku menyatu
Meninggi tanpa ada rasa yang perduli
Dimana dan bagaimana aku membias
Belum juga mengerti akanku?
Sinilah, aku yang kan membelai indahmu
Mendekap senyum yang lepas dari rindumu
Menggenggam takzim nafas setengah hidupmu
Lalu kulepas dalam hilang..
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TANAH MIMPI
Luka itu tak terbilang masalah
Ketika cinta membalut dengan bahagia
Namun luka tetaplah luka
Ketika cinta menusuki dari bilik hati
Bila rindu adalah buaian sementara
Akankah mimpi menjadi sebuah nyata?
Andai jiwa mendengar angin yang mengadu
Mungkin daun yang berhembus akan menangis pilu
Beratnya sebuah harapan membuat insan menjadi tegar
Sukarnya kehidupan hanyalah bunga kenangan
Sedangkan mimpi adalah awal untuk lahirnya dosa
Yang tak perlu ditanya kemana ia akan bermuara
Dan aku,,
Sekarang bukanlah sesuatu yang hidup
Karena semalam aku adalah tangis di padang gersang
Membasahi bayang yang tak berujung
Kemudian mati di tanah mimpi yang tak berhuni
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RINDU DI LUPA
Untuk cinta yang membuai di dalam dada
Mengikis hilang dengan pasti kabut perasaan
Menuai rindu yang sunyi teriring jaman
Takzim menatap kealiman sebuah penantian
Biru,,haru biru mendalam kesaksian cinta
Sirna seketika terbilang gelap menjemput senja
Dikau yang berpaling dari sepinya perasaan
Menjatuhkan air matamu berdebam kedasar hati
Relung jiwa menangis, meringkih susahnya tegar
Dipandang jiwa tak ditemu sebuah bahagia
Ohhh, wahai yang terlupa tempatmu keasingan
Menemani selimut mimpi berbunga harum kesturi
Berbahagialah untuk sendirimu
Walau, setengah jiwamu menatap sendu
Untuk rindu yang tak kembali
Karena waktu sudi ingkari janji
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT TERBENAM
Sebelum daku pernah berdiri diantara ketidaksadaranku
Semburat cahaya bintang berjatuhan tepat di depan wajahku
Menepis ujung dahi dan menyentuh sudut mataku
Hujan disaat itu terasa meresap ke lubuk hati
Lalu, daku pernah berdiri di antara awang-awang
Menyelinap masuk seberkas tatapan matamu
Menembus lemah tertahan berjuta kenangan
Hidup disaat itu terasa berhenti seakan mati tanpa waktu
Wahai, yang memiliki penantian
Kutatap langkahmu sedikit menghilang
Sejenak berkarat keangkuhanmu untuk menikam setia
Tunduk hilang diantara zaman yang memiliki wewangian
Daku relakan untuk melihat terbenam sebelum senja
Merasakan sunyi yang bertabur lirih menikam jiwa
Dikau yang memiliki rasa sebelum menatap terbit
Bagai daun momiji yang berguguran
Dan senja di kala hujan yang tak rela kupeluk erat
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DI SENJA YANG MANA?
Di senja manakah dikau berada?
Sebagai pengembara lata nan hina ini
Sudah kutapaki berbait-bait sajak tentang senja
Namun, seberkas bayangmu pun tak nampak
Di sajak apakah dikau bersemayam?
Tulisan ini bisakah sampai padamu?
Karena daku disini tak memiliki arah
Jiwaku dan rinduku berdiri sendiri
Mereka mengeluh ingin pergi meninggalkan sepi
Lalu ku tatap pagi berteman embun
Berharap penuh arti dikau hadir dalam senyum
Ia membias, sirna diterpa cahaya hangat mentari
Pergi,,,pelan tapi pasti meninggalkan aroma rindu
Maaf bila tulisan ini tak romantis.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MIMPI
Mimpi,,
Bisa jadi sebuah emosi yang bergejolak dalam khayal
Memutar kembali angan yang telah lama pergi
Membuat hati yang bersemayam tenang terusik kembali
Ah, dikau kini terlahir dalam kenangan abadi
Rindu,,
Bisa jadi sebuah perasaan yang hendak kembali pulang diam tertahan
Menetapkan jiwa dalam buaian indahnya bersedia
Karena sunyinya hati membuat diam beribu makna
Ah, dikau yang selalu menatap senja,,,
sendiri,,,
Aku,,
Membias dengan pasti di antara mimpi dan rindu
Mengukir hidup tentang rasa apa itu sakit
Kian tertarik penuh harap oleh sebuah kenangan
Aduhai, Dikau masih selalu di bilik hatiku
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK TENTANG SESAL
Mulai merinduku?
Biasakanlah, karena aku adalah yang tak dimiliki
Dari angin timur sampai ujung sebuah selat
Kau tak kan mampu menemukanku
Dalam gelapnya lautan dan tingginya harapan
Kau tak kan pernah melihatku
Aku bukanlah sekedar harapan
Bila kau mendengar langkahku di antara suara angin
Melihat bayangku di antara kabut rindu
Merasakan kehadiranku di dalam bilik hatimu
Siapkanlah rasa sakit, sakit yang begitu pilu
Untuk menerima bahwa aku hanyalah fatamorgana
Jangan menyesali sesuatu yang belum kau akhiri
Karena mimpi akan terus berjalan beriring menuju abadi
Walau hatimu ragu kau tau aku begitu teduh
Membelaimu dalam naungan awan yang menghiasi kisahmu
Menuju rindu yang selalu kau gumam dalam satu waktu
Aku..
Fatamorgana yang membawamu
Dalam bait kerinduan
Disetiap nafas yang kau yakini
Aku berada.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DUHAI HATI
Tak mengapalah sesekali rindu itu tak elok
Bukankah payah bila saja penantian hanya sebuah titik
Mimpi itu hanyalah bunga dan rindu adalah yang tertuju
Maka bernafaslah yang dalam untuk menyelam lebih sakit, duhai hati
Atas segala ketulusan dari setiap perasaan
Kehidupanmu mulai terasa bagai pecahan kenangan
Dengan berserakan butiran rindu di ruang hatimu
Walau lelah terus kau tapaki dengan kaki tergores cemburu
Duhai hati, kau tau rindu adalah rasa sakit
Beningnya embunpun tak kan mampu menentramkannya
Keheningan menatap uap kasih yang melayang hilang perlahan
Dalam sekejap berdiri dan merasa terlena
Fikirku seperti itulah ketentraman yang akan selalu kau simpan
Di sebuah padang hijau berhamburan bunga kenangan
Diselingi oleh capung warna-warni melayang-layang
Yang takkan hilang sampai badai itu kan datang tuk membawamu dalam hilang
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT HUJAN DI SENJA
Angin berdesir dingin menghela nafas
Membelai indah anak rambut di bahumu
Membuai rindu menatap langit yang menangis
Semakin terasing perasaan yang hanya meninggalkan jejak
Kekeliruan ini membuat sesiapa saja bahagia
Bahkan mimpi yang terselimutipun seakan nyata
Semesta menuai kerinduan dari noda langit
Yang menghujam keras bagai perih dalam sembilu
Jiwa ini menari diantara duri-duri hatimu yang berbunga
Menapaki dengan terpejam diantara kesunyian
Jalanku ini adalah keyakinan akan menujumu
Walau perih harus menelan tanpa kenangan
Janganlah menanyakan keberadaanku untuk dikau
Karena daku hanyalah pejalan lata yang mengingkari gersangnya mimpi
Untuk menjemput kesunyian dalam jiwa
Yang tiada pernah lagi akan membuatmu terluka
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUK YANG BERSAJAK
Daku puisikan namamu dalam malam setengah terperanjat
Membisikkan lirik yang penuh dengan alunan sendu
Menopang segala rasa yang ingin mekar
Menimpa hasrat bagaikan putih yang suci
Inilah isyarat jiwa yang tertukar oleh tulisan sajak
Membisingkan kepekatan yang tak nyata dalam hati
Membuat berat ingin sekali meninggalkan resah
Lalu daku torehkan sebercak bentuk semu
Puisiku atas namamu masih berada diantara semerbak harum kesturi
Meninggalkan berkas yang ganjil walau samar
Namun tetap harum seakan mampu hilangkan dahaga
Mampu membuat tersenyum bunga yang layu
Inilah keresahan yang tak tersakiti
Yang rasanya begitu hangat dan menawan
Membuat sesiapapun yang menghirup akan hilang
Dalam hilang yang tak pernah kumiliki
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MEMBUANG RINDU
Ketika hati yang bertubi-tubi di jejali mimpi dan janji
Membuat desahan resa yang tergelatak tak berarak
Keinginan memiliki membuat suatu hal tak disadari
Darimanakah datangnya rindu?
Maafkan daku, pertanyaan itu datang begitu saja
Seperti saat pertama kali daku melepaskan genggaman jiwamu
Merasa sepi yang sepoi-sepoi mengalun di jiwa
Yang sesungguhnya menyayat dalam kesunyian
Seperti inikah kerinduan itu?
Tak sepatutnya daku pertanyakan
Karena hati yang telah redup diterangi mimpi
Tak mampu beranjak walau sekedip nestapa
Yang nyata adalah semenjak dikau memedar di jiwa
Membuat gelisah dengan penuh kekosongan di sudut pilu
Sedangkan hidupmu kini hanyalah sebuah embun pagi
Yang terkikis oleh hangatnya mentari
Lalu rindu itu memuai bersama mimpi
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUKKU YANG TAK KUMILIKI
Kepada ombak, angin dan senja
Aku berdiri di tepian karang
Engkau ombak berdesir seakan mengusirku
Engkau angin membelai tiap anak dirambutku
Dan senja engkau yang selalu mempedulikanku
Aku tenggelam di dalam kepenatan
Jauh ditengah laut yang tak bertepian
Berderu bersama ombak diterpa ribuan kata
Membuat jantung berdegub tak berirama
Aku hilang bersama wujud dari sebuah khayalan
Tergerus oleh waktu yang tak pernah nyata
Membuang hilang ketegasan dengan sedikit beriak
Dari ombak yang menyapa yang telah salah kukira
Bila penyesalan berada di muka
Aku akan menangisimu sepanjang hidup
Duhai hatiku yang terbelai..
Oleh perih, sakit, dan damai tanpa ada bahagia
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KIASAN SENYAP
Inginkah aku kabarkan padamu
Tentang angin luka yang menyayat dengan kelemahan?
Menghadirkan serpihan dari butir hati yang tertinggal?
Memancarkan sinar dari sebuah kehangatan?
Perjalanan ini hanya kualami dari bilik ruang peresapan tentang penciptaan
Melalui perenungan untuk menghadirkan rasa ketegasan
Takkan peka walau sejuta simponi menghembus di ujung kesadaran
Karena aku sejatinya hanya keadaan
Keadaan mimpi takkan memiliki sebuah ketegasaan
Beraut wajah getir memilukan atas perasaan
Lalu tersapa oleh kesejukan dari uap bening embun
Pagi yang panjang untuk memulai kerinduan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SUKAI DIMANA HILANG
Sudahlah,,,wanita,,,
Ketika airmata yang berbicara
Kejujuranlah yang akan mulai terungkap
Betapa hatinya pilu dan biarkan kesunyian
Yang akan membungkus kesaksiannya
Butiran bening yang murni itu tak lagi sembunyi
Tergoda oleh kepenatan yang membuat berlinang tak sampai hati
Lalu isak yang tertinggal mencoba menegaskan
Bahwa perasaan itu sebenarnya masih setia
Sudihlah,,,wanita,,
Ketika senyummu kembali
Janganlah terusik oleh hampa keduniaan
Biarlah kemunafikan mereka yang menanggung
Karena keabadian menanti jiwamu kembali
Terasinglah dengan hela nafas penuh tawa
Hidupmu bukan tentang airmata
Kasihmu bukan tentang kekalahan
Duhai, karena dirimu sendiri adalah fatamorgana
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KU AKAN TELAH SENDIRI
Aduhai belahan jiwa yang menarik pesona?
Kain yang menutup segala pandangan
Membuat desir di hati ingin mengombak
Membawa pulang dan terbenam bersama senja
Kerlingan dan pancaran dari kedua pandanganmu
Tak henti menerangi gulita dan senyap dari sepi
Kini dikau hadir bagai sudut baru yang tirus
Memiliki ketajaman yang mampu menuntun
Bentuk lingkar tak sempurna kebahagiaan pemberianmu
Menengadahkan rasa dahaga yang terdesak oleh bahagia
Membuat ingkar dalam hati yang penuh gejolak
Ini mimpi dan kenyataan yang tak saling duduk bersama
Berurailah semua kenistaan di atas padang bunga harum kepalsuan
Ketika aku sendiri tak sadari keaslianku
Lamat-lamat ku tatap tempat peraduanku
Tak kutemui diriku..
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUK YANG TAK KUMILIKI
Duhai mimpi,
Bilakah engkau kudapati dalam nyata?
Seakan hati menarik seluruh isi peluh
Melumatkan keinginan untuk selalu setia
Yang padang gersang dalam setiap nafas
Duhai janji,
Bilakah engkau kudapati dalam keindahan?
Menantimu adalah sederhana yang hilang
Kedatanganmu membuat jiwa tersedak bahagia
Yang sekarang hilang dalam setiap nafas
Wahai Yang Memiliki,
Keteguhan hatiku telah nyata ku persaksikan
Jiwa yang Engkau hembuskan dalam setiap nadi
Masihlah daku ingini untuk nanti bersemi
Yang sekarang murni menyambut hati
Wahai aku yang tak kumiliki,
Ijinkanlah aku untuk memandangmu
Menemani dalam keinginanmu
Yang nanti akan hilang ditelan waktu
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MEMBUANG RINDU
Ketika hati yang bertubi-tubi di jejali mimpi dan janji
Membuat desahan resa yang tergelatak tak berarak
Keinginan memiliki membuat suatu hal tak disadari
Darimanakah datangnya rindu?
Maafkan daku, pertanyaan itu datang begitu saja
Seperti saat pertama kali daku melepaskan genggaman jiwamu
Merasa sepi yang sepoi-sepoi mengalun di jiwa
Yang sesungguhnya menyayat dalam kesunyian
Seperti inikah kerinduan itu?
Tak sepatutnya daku pertanyakan
Karena hati yang telah redup diterangi mimpi
Tak mampu beranjak walau sekedip nestapa
Yang nyata adalah semenjak dikau memedar di jiwa
Membuat gelisah dengan penuh kekosongan di sudut pilu
Sedangkan hidupmu kini hanyalah sebuah embun pagi
Yang terkikis oleh hangatnya mentari
Lalu rindu itu memuai bersama mimpi
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNTUK YANG BERSAJAK
Daku puisikan namamu dalam malam setengah terperanjat
Membisikkan lirik yang penuh dengan alunan sendu
Menopang segala rasa yang ingin mekar
Menimpa hasrat bagaikan putih yang suci
Inilah isyarat jiwa yang tertukar oleh tulisan sajak
Membisingkan kepekatan yang tak nyata dalam hati
Membuat berat ingin sekali meninggalkan resah
Lalu daku torehkan sebercak bentuk semu
Puisiku atas namamu masih berada diantara semerbak harum kesturi
Meninggalkan berkas yang ganjil walau samar
Namun tetap harum seakan mampu hilangkan dahaga
Mampu membuat tersenyum bunga yang layu
Inilah keresahan yang tak tersakiti
Yang rasanya begitu hangat dan menawan
Membuat sesiapapun yang menghirup akan hilang
Dalam hilang yang tak pernah kumiliki
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT HUJAN DI SENJA
Angin berdesir dingin menghela nafas
Membelai indah anak rambut di bahumu
Membuai rindu menatap langit yang menangis
Semakin terasing perasaan yang hanya meninggalkan jejak
Kekeliruan ini membuat sesiapa saja bahagia
Bahkan mimpi yang terselimutipun seakan nyata
Semesta menuai kerinduan dari noda langit
Yang menghujam keras bagai perih dalam sembilu
Jiwa ini menari diantara duri-duri hatimu yang berbunga
Menapaki dengan terpejam diantara kesunyian
Jalanku ini adalah keyakinan akan menujumu
Walau perih harus menelan tanpa kenangan
Janganlah menanyakan keberadaanku untuk dikau
Karena daku hanyalah pejalan lata yang mengingkari gersangnya mimpi
Untuk menjemput kesunyian dalam jiwa
Yang tiada pernah lagi akan membuatmu terluka
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DUHAI HATI
Tak mengapalah sesekali rindu itu tak elok
Bukankah payah bila saja penantian hanya sebuah titik
Mimpi itu hanyalah bunga dan rindu adalah yang tertuju
Maka bernafaslah yang dalam untuk menyelam lebih sakit, duhai hati
Atas segala ketulusan dari setiap perasaan
Kehidupanmu mulai terasa bagai pecahan kenangan
Dengan berserakan butiran rindu di ruang hatimu
Walau lelah terus kau tapaki dengan kaki tergores cemburu
Duhai hati, kau tau rindu adalah rasa sakit
Beningnya embunpun tak kan mampu menentramkannya
Keheningan menatap uap kasih yang melayang hilang perlahan
Dalam sekejap berdiri dan merasa terlena
Fikirku seperti itulah ketentraman yang akan selalu kau simpan
Di sebuah padang hijau berhamburan bunga kenangan
Diselingi oleh capung warna-warni melayang-layang
Yang takkan hilang sampai badai itu kan datang tuk membawamu dalam hilang
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK TENTANG SESAL
Mulai merinduku?
Biasakanlah, karena aku adalah yang tak dimiliki
Dari angin timur sampai ujung sebuah selat
Kau tak kan mampu menemukanku
Dalam gelapnya lautan dan tingginya harapan
Kau tak kan pernah melihatku
Aku bukanlah sekedar harapan
Bila kau mendengar langkahku di antara suara angin
Melihat bayangku di antara kabut rindu
Merasakan kehadiranku di dalam bilik hatimu
Siapkanlah rasa sakit, sakit yang begitu pilu
Untuk menerima bahwa aku hanyalah fatamorgana
Jangan menyesali sesuatu yang belum kau akhiri
Karena mimpi akan terus berjalan beriring menuju abadi
Walau hatimu ragu kau tau aku begitu teduh
Membelaimu dalam naungan awan yang menghiasi kisahmu
Menuju rindu yang selalu kau gumam dalam satu waktu
Aku..
Fatamorgana yang membawamu
Dalam bait kerinduan
Disetiap nafas yang kau yakini
Aku berada.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MIMPI
Mimpi,,
Bisa jadi sebuah emosi yang bergejolak dalam khayal
Memutar kembali angan yang telah lama pergi
Membuat hati yang bersemayam tenang terusik kembali
Ah, dikau kini terlahir dalam kenangan abadi
Rindu,,
Bisa jadi sebuah perasaan yang hendak kembali pulang diam tertahan
Menetapkan jiwa dalam buaian indahnya bersedia
Karena sunyinya hati membuat diam beribu makna
Ah, dikau yang selalu menatap senja,,,
sendiri,,,
Aku,,
Membias dengan pasti di antara mimpi dan rindu
Mengukir hidup tentang rasa apa itu sakit
Kian tertarik penuh harap oleh sebuah kenangan
Aduhai, Dikau masih selalu di bilik hatiku
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DI SENJA YANG MANA?
Di senja manakah dikau berada?
Sebagai pengembara lata nan hina ini
Sudah kutapaki berbait-bait sajak tentang senja
Namun, seberkas bayangmu pun tak nampak
Di sajak apakah dikau bersemayam?
Tulisan ini bisakah sampai padamu?
Karena daku disini tak memiliki arah
Jiwaku dan rinduku berdiri sendiri
Mereka mengeluh ingin pergi meninggalkan sepi
Lalu ku tatap pagi berteman embun
Berharap penuh arti dikau hadir dalam senyum
Ia membias, sirna diterpa cahaya hangat mentari
Pergi,,,pelan tapi pasti meninggalkan aroma rindu
Maaf bila tulisan ini tak romantis.
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELIHAT TERBENAM
Sebelum daku pernah berdiri diantara ketidaksadaranku
Semburat cahaya bintang berjatuhan tepat di depan wajahku
Menepis ujung dahi dan menyentuh sudut mataku
Hujan disaat itu terasa meresap ke lubuk hati
Lalu, daku pernah berdiri di antara awang-awang
Menyelinap masuk seberkas tatapan matamu
Menembus lemah tertahan berjuta kenangan
Hidup disaat itu terasa berhenti seakan mati tanpa waktu
Wahai, yang memiliki penantian
Kutatap langkahmu sedikit menghilang
Sejenak berkarat keangkuhanmu untuk menikam setia
Tunduk hilang diantara zaman yang memiliki wewangian
Daku relakan untuk melihat terbenam sebelum senja
Merasakan sunyi yang bertabur lirih menikam jiwa
Dikau yang memiliki rasa sebelum menatap terbit
Bagai daun momiji yang berguguran
Dan senja di kala hujan yang tak rela kupeluk erat
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RINDU DI LUPA
Untuk cinta yang membuai di dalam dada
Mengikis hilang dengan pasti kabut perasaan
Menuai rindu yang sunyi teriring jaman
Takzim menatap kealiman sebuah penantian
Biru,,haru biru mendalam kesaksian cinta
Sirna seketika terbilang gelap menjemput senja
Dikau yang berpaling dari sepinya perasaan
Menjatuhkan air matamu berdebam kedasar hati
Relung jiwa menangis, meringkih susahnya tegar
Dipandang jiwa tak ditemu sebuah bahagia
Ohhh, wahai yang terlupa tempatmu keasingan
Menemani selimut mimpi berbunga harum kesturi
Berbahagialah untuk sendirimu
Walau, setengah jiwamu menatap sendu
Untuk rindu yang tak kembali
Karena waktu sudi ingkari janji
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TANAH MIMPI
Luka itu tak terbilang masalah
Ketika cinta membalut dengan bahagia
Namun luka tetaplah luka
Ketika cinta menusuki dari bilik hati
Bila rindu adalah buaian sementara
Akankah mimpi menjadi sebuah nyata?
Andai jiwa mendengar angin yang mengadu
Mungkin daun yang berhembus akan menangis pilu
Beratnya sebuah harapan membuat insan menjadi tegar
Sukarnya kehidupan hanyalah bunga kenangan
Sedangkan mimpi adalah awal untuk lahirnya dosa
Yang tak perlu ditanya kemana ia akan bermuara
Dan aku,,
Sekarang bukanlah sesuatu yang hidup
Karena semalam aku adalah tangis di padang gersang
Membasahi bayang yang tak berujung
Kemudian mati di tanah mimpi yang tak berhuni
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MELEPAS HILANG
Masih seperti mimpi hidup ini
Bersama tumbuh oleh kenangan
Berjalan bergandengan diiringi impian
Tujuan adalah fatamorgana dalam kesunyian
Ketika fana melintas sejenak ke alam fikiran
Hidup kutanya mengenai bila mana
Dan hari yang bergulir terikat dunia
Seakan alamku tak lagi nyata
Karena waktu melepas semua keberadaanku
Sehingga kudapati diriku lagi semu
Hah, inilah kata yang tak pernah kumengerti
Bagai melayang di awang-awang tanpa suara
Hanya bersama senyap aku menyatu
Meninggi tanpa ada rasa yang perduli
Dimana dan bagaimana aku membias
Belum juga mengerti akanku?
Sinilah, aku yang kan membelai indahmu
Mendekap senyum yang lepas dari rindumu
Menggenggam takzim nafas setengah hidupmu
Lalu kulepas dalam hilang..
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MENDENGAR ANGIN BERCERITA
Daku di persimpangan arah dan tujuan
Mendengar angin bercerita
Melambaikan dedaunan menuju ketiadaan
Memberikan sebait kekosongan
Hilang diriku setelah mendengar kerisauan
Tak seberapapun ketenangan membelai kenangan
Hancur dan gersanglah segala perasaan
Nanar tak sepucukpun kumiliki kehampaan
Dengarlah, aku memanggilmu cinta
Kusampaikan rindu melalui angin musim yang sendu
Memberikan makna memiliki arti kehilangan
Duduklah bersamaku dan temani untuk memandangmu
Menikmati sepotong senja yang remang
Bermain tawa dengan langit orange
Lalu tertidur bersama senyap
Dan hilang dalam ketiadaan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KETIKA SENDIRI TAK ABADI
Wangi daun usang yang berhembus bersama kenangan
Meninggalkan seberkas luka yang tak pernah ada
Merasuk dengan pasti dimana ia tinggalkan
Membumi tak ingin beranjak dari buaian sementara
Wahai, engkau angin yang merajuk
Diriku adalah sebutan untuk kehilangan
Dimanapun kutatapkan pandangan
Diriku tak berada dimanapun
Dan luka ini menangis untuk rasa yang belum pernah ada
Sakit yang begitu sepi memakan setiap inci perasaan
Tak bisakah dikau menunggu hai buah hati
Sampai musim berganti membalik lembaran sunyi
Biarlah keindahan yang menyelesaikan tujuan
Lepaslah, tataplah ia melayang ke awang-awang
Menuju pandangan sebatas kebahagiaan
Sendirimu tak lagi abadi duhai yang cinta
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAIT-BAIT YANG MELAYANG
Gersang ladang jiwa yang di tinggal penghuni kalbu
Tak mampu menguapkan sepotong asap harapan
Sudah berlalu rindu yang dirawat bersemi
Melewati sebilah rasa menukik tajam membelah dada
Ini rindu yang lalu menggebu dengan pilu
Memaksa bangkit separah buaian rasa dahaga
Malaikat-malaikat berkumpul saling bergumam
Melayangkan doa bagi kebahagiaan disisi insan
Gersang ladang jiwa yang di sirami dengan tangisan
Tak mampu menumbuhkan sepotong senyum
Sudah berlalu mimpi yang dulu di jaga janji
Melewati sebilah rasa menikam jiwa sejuta asa
Ini hidup yang insan sudah melarat dalam angan
Memaksa bangkit dari separuh luka yang tak hilang
Peri-peri berkumpul menangis sesenggukan dalam diam
Melayangkan doa bagi kedamaian disisi insan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BINGKISAN MIMPI
Aku ingin menjemput terbenam
Karena telah lama aku mengendap dalam senja
Engkau hadir bukanlah sebagai takdir
Melainkan hanya tak lebih lewat kata
Gugur bunga dikenang tak berdaya
Berurai cerita yang tak pernah bersemi
Mekarnya hanya dalam ingatan
Kini hilang di makan zaman
Ohh aku yang sedang menatapmu dari anak jendela
Rambutmu tersapu angin dengan malu-malu
Tersingkap di belakang tangan gemulai
Yang kupandang telah hilang dari pandang
Jejak harum yang kau tinggalkan masih melekat
Menumbuhkan penantian dan harapan
Ohh aku yang sedang memainkan bingkisan mimpi
Tersadar dari semua tidak kenyataan
-eroel-
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AKANKAH UNTUK MIMPI
Aku akan mati dan tenggelam di benua yang tak kau kenal
Meninggalkan semua mimpi dan hati seorang diri
Tersapu kenangan dan membaur dengan kehinaan
Dan hanya untaian kata yang kan tersisa
Kuhidangkan dengan segenap penuh penyesalan
Atas rasa yang telah kau tinggalkan
Walau lupa akan suatu takdir yang telah menemani
Untuk janji yang hanya seuntai mimpi bersama
Kerelaan ini tak semestinya membuat dirundung kesunyian
Namun apalah daya aku yang jelata
Hanya mampu menerima pemberian semesta
Tanpa harus meluka untuk sesiapa
Aduhai, ini musim sungguh cepat berlalu
Aku yang tertinggal dalam lamunan mulai tersadar
Aku di pandangi oleh apa yang kupandang
Dan untuk sejenak waktu terasa berhenti
-eroel-
Blognya keren min...inspiratif banget..
ReplyDeleteMohon pencerahannya mastah..
Keep Blogging
thank youu
DeleteNice blog...btw stiker na lucu2 d bbm..sukaaaa...bikin lagi yg banyak:D
ReplyDeleteKerenlah stikernya.. Tapi kalau boleh tau gimana sich pengen perpartisipasi ikut bikin gambar stiker d bbm??. Kirim pesan ke ariowaode@gmail.com
ReplyDeleteHi i wonder wath kind of program you use to make the emoticons Thanks
ReplyDeleteHi, i use Adobe for design. it's usefull
DeleteSalam sukses selalu,,,Mas tolong dong bikin sticker tentang war game clash of clan yg lagi ngetrend..please..terima kasih
ReplyDeleteStikernya bagus bagus, ajarin bikin stiker bisa mas?? 😄
ReplyDelete