MELIHAT TERBIT

BAIT EMPAT

" Wahai, yang memiliki penantian

Kutatap langkahmu sedikit menghilang

Sejenak berkarat keangkuhanmu untuk menikam setia

Tunduk hilang diantara zaman yang memiliki wewangian "

-------------------------------------------------------------------------------------

DIATAS SEGALA HARAP

Aku di lupa menyimak sebuah kata

Perlahan dan bergumam dibuat terlena

Sebuah kisah manusia tanpa rasa

Menghadirkan harap yang kini jadi nyata

Fatamorgana perjalanan hidup kau jalani

Menyibakkan tabir segalanya dalam mimpi

Dahagamu adalah gelap yang membuai

Perihal hati yang sunyi mati terkunci

Semalam kau adalah sebuah kesunyian

Yang mendingin sepi tanpa harapan

Dikelilingi putri hianat mencekik kehidupan

Meracuni alam kasih yang kau hidangkan

Buncahlah segala yang ada dalam kepala

Menelungkupkan keinginan lepas dari jiwa

Kau..tak pernah tau aku mengukur keberadaanmu

Untuk seberapa penting hadirmu dalam hidupku?

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

MENCIUM UDARA

Segunung mimpi tak pernah mampu menebus satu perasaan

Memikat hati bukanlah sekedar kata cinta yang di uraikan

Bila rindu sudah berhembus mendendangkan di jiwa

Sambutlah ia walau harus terluka

Hiruplah rasa kehidupanmu

Lalu hembuslah bersama bahagia

Kasih baru yang telah merelakan

Seakan sadar bahwa cinta dikecewakan

Tetaplah berhembus..ya seperti itu

Rasakanlah bentuk di jiwanya

Ketika kau mencium di udara

Maka pejamkan matamu dan sambut senja

Tiada lagi gersang di padang jiwa

Hanya sunyi ditemani manja

Membiaskan angan tiada terkira

Menghadirkan sebentuk usapan sejukkan nyata

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

MEMBAUR GELISAH

Bulan bersinar sempurna

Menitipkan rasa melalui gelisah

Terlalu tenang untuk hidup yang fana

Puisi kematian di persembahkan dari jiwa

Kepergiannya terlampau disesali

Membuat pucat seluruh angan dalam sepi

Pesona kemilau cahaya yang kian menepi

Mengekang perasaan untuk setia tak kembali

Kekosongan batinmu adalah renungan

Biarlah waktu yang kan mengatakan

Bahwa kesemuan ini bukanlah dugaan

Engkau hidup dalam kenyataan yang menyakitkan

Membaurlah bersama gelisah dan biaskan rasa

Agar engkau terlihat tenang dalam jiwamu yang berkelana

Menantilah engkau di ujung peratapan langit yang sempurna

Karena sinarnya cahaya bulan hanyalah pinjaman semata

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

SETIBANYA RINDU

Jiwa yang sayu tersembunyi diakhir begitu dalam

Meneriakkan mimpi dengan suara sesak tak mampu terkenang

Hilanglah sudah dunia kerdil yang selama ini terkekang

Kan ku bawa bermalam di bawah guyuran sinar rembulan

Hanyalah aku dan ketiadaan saling berbincang

Melewati waktu yang ikut tertawa dalam sindiran

Akulah sakura yang belum mekar dan terhantam

Oleh kefakiran angan yang terlambat datang

Aku adalah pertapa di ujung gunung

Yang menunggu datang turunnya waktu

Untuk merasakan detak dalam jantung

Bahwa aku menjalani hidup dengan rindu

Kan kutelusuri siapakah yang menjadi tuan

Agar tenang pengalaman hidupku

Supaya hilang keresahanku

Karena aku angin damai dalam kesunyian

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

TITIPAN PESAN

Terluka macam apa ini yang membuatmu semakin lemah?

Buanglah!

Terlukalah yang membuatmu semakin kuat

Bagaikanlah seorang petarung yang semakin terluka semakin ingin terluka, lagi dan lagi..

Sampai suatu nanti kau tau kapan kan berhenti

Percayalah, kau masih terlalu mudah untuk diterpa sinar mentari

Juga yakinlah, kau masih terlalu mudah untuk tenggelam bersama senja

Hanya berjalanlah dan terus berjalanlah

Sampai kau benar merasakan apa itu terluka

Wahai diriku, hanya luka yang mampu membuatmu tegap berdiri

Teruslah terluka hingga tak ada lagi yang tersisa

Bila tak ada lagi celah untuk terluka

Maka tak ada alasan lagi bagimu untuk lemah

Wahai hatiku, kau masih mudah

Janganlah sampai terpedaya dalam melangkah

Kaulah tajam yang tetap perlu di asah

Sebagai pengingat diwaktu nan menjemput senja

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

UNTUK CAHAYA

Aku melihat matahari

Ia menyinariku dengan berani

Membangunkanku dari semua mimpi

Matahari engkau masih sendiri..

Aku berdiri di tengah malam

Menatap cahaya rembulan

Ditertawakan sekumpulan bintang

Rembulan engkau masih sendiri..

Wahai engkau yang jernih

Tatapanmu selalu menyejukkan hati

Membuat letakku berdiri tak ingin membumi

Meninggalkan mimpi yang tak pernah terobati

Wahai engkau, diriku yang kurelakan

Pernahlah terbesit satu kegelisahan

Yang kini merebah sebagai pertanyaan

Matahari pernahkah engkau ingin bertemu rembulan?

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

TEMARAM

Demi segenap ketidak mampuanku untuk mengutarakan

Akan kusampaikan saja pada langit, awan, pelangi dan mimpi

Aku yang berdiri disini mencoba untuk tegar

Menyapa kenangan lalu yang kini hadir kembali

Satu-satunya kebodohan yang harus kusesali

Kini menjadi pemilik pasti yang tak terganti

Wahai, apakah ini kesenjangan perasaanku?

Akulah yang berdiri dengan gelar sebagai pecundang

Terkoyak habis segala isi dalam hati

Semburat luka yang membekas fana

Keberingasanku seketika menjinak bagai daun berguguran

Jatuh berserakan jauh terbawa angin entah kemana

Menelungkup segala rasa di jiwa

Hatiku tak lagi menjadi setia

Perasaan terkhianati oleh jiwa

Dan janji yang tak terucap tetap di nanti

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

KIASAN PESAN

Wahai puisi aku ingin bicara padamu

Sajak seperti apa yang membuatmu begitu pilu

Namun indah untuk direnungkan tiap-tiap rindu

Sehingga artimu mampu menjebakku

Engkau puisi inginnya aku sampaikan

Bahwa disana ada mimpi yang kusimpan

Tertutup rapat oleh keyakinan dan harapan

Disini, tepat aku dan engkau berhadapan

Tidak, jangan lagi engkau meninggi

Karena aku tak mau lagi bermimpi

Kelelahanku cukuplah sampai disini

Kan kurela bila hanya engkau yang menemani

Tak kan sibuk ku tega melupakanmu

Menelantarkan diam tanpa gurau

Bila hanya aku yang mampu

Untuk tetap berada disampingmu

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

SINEMATOGRAFI

Aku tak kan mau bicara, tak akan

Biarlah kota ini menjadi saksi sebagai teladan

Bahwa semalam aku memiliki jiwa

Seperti kurang dari setengah kehinaan

Menatap riuhnya sepi yang menatap tajam

Kemilau matanya dingin membumi menyilaukan

Hinggaplah sebuah mimpi yang hanya kenangan

Lalu pulang dibawa oleh indahnya kefanaan

Aku masih berdiri saat malam penuh kesunyian

Memeluk tanpa teman menahan tangis sendirian

Hanya hujan yang rela menemani dengan dingin

Membuatku sesak disela sibukku berdendang

Kuhempas saja segala bentuk isi dalam puisi

Biar berserakan tanpa ada yang menangisi

Tanpa judul yang melindungi

Tanpa akhir yang tiada arti

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

APA KABAR MASA LALU

Apa kabar masa lalu?

Untuk apa kau datang lagi?

Aku masih sama saat seperti pertama

Disaat kau meredup tanpa ada hati yang bicara

Sinar bulan hilang di antara kumpulan awan

Membuat kebingungan perihal kau datang

Sunyi yang kurasakan tetaplah sama

Malam untuk menyapamu disaat kau mendingin sirna

Aduhai, ini bukanlah waktunya memikirkanmu

Kiranya semesta berbaik hati membuka rindu

Aku tak kan lah mau kembali menangis sendu

Pulanglah, tempatmu adalah di sudut hatimu

Disini aku kan mengakar dan layu

Membentuk guratan yang membekas sembilu

Memeluk erat awan dan menghalangi rembulan

Untuk mengadu supaya kau tak kembali

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

SAJAK UNTUK NADA

Matahari masih sepenggelahan pandangan

Namun daku sudah tak mampu berdiri

Ku ditinggalkan sebuah kenangan bersama cahayanya yang kekuningan

Masih hangat dan terasa di hati sampai saat ini

Lalu daku mendengar nada dengan luka

Yang tersayat dengan sebuah perasaan

Mengalun dengan lembut menyampaikan derita

Yang tak kusangka selama ini kumiliki dalam jiwa

Apakah daku sudah hilang kewarasan?

Menikmati luka dengan penuh hayatan

Yang membuatku menengada pada langit

Dengan mata terpejam ku gumam seuntai ayat

"Tuhan, daku rindu.."

Hanya seuntai yang terbilang merdu

Hanya untuk daku dan Tuhan

Hanya untuk kewarasan ini

Daku gila dalam kenyataan alam maya

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

SAAT CINTA ITU

Aku menggoreskan guratan udara di sudut keningmu

Agar kau mampu mendengar suara sebelum gelombang

Memiliki teman sebuah ungkapan untuk kehangatan

Senja yang kau lukis di wajahmu semburat menuai nestapa

Kau pandangi dengan nanar sebuah wajah dengan harapan

Seakan menyimpan masa depan yang menjanjikan

Sehingga luka itu kau lupakan

Hidup telah memulai kembali

Rasamu...

Sebuah perasaan saat cinta itu adalah luka

Kau bisikkan dongengan yang menentramkan perasaan

Lalu hilang tertiup senyap angin kemerduan

Tanpa tau luka itu masih menganga dengan bahagia

Ini hidup tentang luka yang membalut rasa

Kepergian tanpa doa dan untaian kata dari yang terbawa

Memiliki sebuah ketiadaan dengan segala kepenuhan

Berjanji untuk mimpi yang tak pernah dirasa ada

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

SAJAK YANG TERLUPA

Wahai hati, lupakanlah perasaan ini

Sudahlah, tak lagi ini mampu senada

Lahirlah kembali, hati yang memiliki jiwa

Semesta masih memiliki fajar, sambutlah!

Kuingatkan padamu, janganlah tenggelam bersama fajar

Namun kuatkanlah untuk menatap kuat senja yang senyap

Bila barisan perasaanmu mulai merintih dan terisak

Pejamkan matamu dan saksikanlah terbenam

Itulah kenyataan untuk pemilik pawai harapan

Yang kan melunak dan lenyap diantara usapan

Karena yang dahulu akan berserakan oleh sekarang

Dan hidupmu adalah sebuah rangkaian

Kini kau mampu bernafas namun tak mampu menghela

Nafasmu yang tersengal kebahagiaan tetiba tiada

Membawamu dalam kesunyian dan merasakan sesak

Dalam keheningan yang asing dan membuatmu menyukainya

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

PELANGI DI UTARA

Lama sekali daku berdiri di sudut tiada henti

Menertawakan nasib yang berlalu tergores di dahi

Kilau tetesan suara hati berdebam menemani

Tak terdengar walau memekakan sunyi bertubi-tubi 

Daku tetap berdiri di tepian hati yang telah usang

Memandang cakrawala berwarna keemasan

Dihiasi oleh pelangi di sudut utara yang sedang bernyanyi

Dikala ia pudar membawaku terbenam bersama senja

Membaurlah dan lenyaplah bersama kesunyian

Maka kan kudapati dikau memiliki perasaan

Hilanglah dan membekaslah bersama suara

Maka kan kuhiasi hidup dengan menghirup aroma kehinaanmu

Kita sama-sama yang tak berarah di ujung pelangi ini

Dimana warnamu yang berwarna-warni

Tetaplah hitam dan putih bagi kekecewaanku

Engkau yang tak terkiaskan oleh waktu yang kadang ku rindu.

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

AKANKAH UNTUK MIMPI

Aku akan mati dan tenggelam di benua yang tak kau kenal

Meninggalkan semua mimpi dan hati seorang diri

Tersapu kenangan dan membaur dengan kehinaan

Dan hanya untaian kata yang kan tersisa

Kuhidangkan dengan segenap penuh penyesalan

Atas rasa yang telah kau tinggalkan

Walau lupa akan suatu takdir yang telah menemani

Untuk janji yang hanya seuntai mimpi bersama

Kerelaan ini tak semestinya membuat dirundung kesunyian

Namun apalah daya aku yang jelata

Hanya mampu menerima pemberian semesta

Tanpa harus meluka untuk sesiapa

Aduhai, ini musim sungguh cepat berlalu

Aku yang tertinggal dalam lamunan mulai tersadar

Aku di pandangi oleh apa yang kupandang

Dan untuk sejenak waktu terasa berhenti

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

TIBA-TIBA KAU MENANGIS

Lelah bunga harum di taman

Menangis semilir bersenandung tiada henti.🎶

Mengayunkan kenangan sunyi silih berganti

Tak kan pulih walau rindu yang mengobati

Tiba-tiba kau menangis

Karena tiba-tiba kesedihanmu mendera

Kenapa kau masih menyimpannya?

Padahal itu telah lama berlalu

Lukamu adalah keabadian waktu

Rindumu adalah yang tak terbagi

Dirimu adalah isyarat yang pasti

Pemilik Rindu adalah yang kau miliki

Hidupmu adalah makna kiasan

Menangis tak kan menyelesaikannya

Terimalah! Dirimu bukan yang lalu

Karena yang disana telah menantimu

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

DIMANA LETAK MASA DEPAN?

Dimana letak masa depan duhai pemilik pandangan?
Di tanah ini ku rindukan bentukmu
Berteman renungan menghias terpaan sapa
Berujung tuaian dunia berbeda namun satu langit

Dimana letak hatimu wahai pemilik perasaan?
Di kekosongan ini ku merencanakan masa untuk kedepanmu
Membentuk helai pintalan benang kemerahan
Perasaanku masih kutanggalkan dalam warnamu

Bukti apa yang mampu membuat sebuah keterperdayaan?
Disini ku lewat sebuah ruang perih tak terherankan
Yang terundang untuk singgah walau sejenak
Namun itu adalah sebuah dunia yang memiliki masa

Aku mengasingkan seluruh peluh agar tak ternoda lagi oleh janji

Yang belum mampu ditepati hati walau perih

Kugumamkan sajak ini pada Pemilik Hati

Yang Membelai penuh dengan kasih

Aku rindu..

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

BINGKISAN MIMPI

Aku ingin menjemput terbenam

Karena telah lama aku mengendap dalam senja

Engkau hadir bukanlah sebagai takdir

Melainkan hanya tak lebih lewat kata

Gugur bunga dikenang tak berdaya

Berurai cerita yang tak pernah bersemi

Mekarnya hanya dalam ingatan

Kini hilang di makan zaman

Ohh aku yang sedang menatapmu dari anak jendela

Rambutmu tersapu angin dengan malu-malu

Tersingkap di belakang tangan gemulai

Yang kupandang telah hilang dari pandang

Jejak harum yang kau tinggalkan masih melekat

Menumbuhkan penantian dan harapan

Ohh aku yang sedang memainkan bingkisan mimpi

Tersadar dari semua tidak kenyataan

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

BAIT-BAIT YANG MELAYANG

Gersang ladang jiwa yang di tinggal penghuni kalbu
Tak mampu menguapkan sepotong asap harapan
Sudah berlalu rindu yang dirawat bersemi
Melewati sebilah rasa menukik tajam membelah dada

Ini rindu yang lalu menggebu dengan pilu

Memaksa bangkit separah buaian rasa dahaga

Malaikat-malaikat berkumpul saling bergumam

Melayangkan doa bagi kebahagiaan disisi insan

Gersang ladang jiwa yang di sirami dengan tangisan

Tak mampu menumbuhkan sepotong senyum

Sudah berlalu mimpi yang dulu di jaga janji

Melewati sebilah rasa menikam jiwa sejuta asa

Ini hidup yang insan sudah melarat dalam angan

Memaksa bangkit dari separuh luka yang tak hilang

Peri-peri berkumpul menangis sesenggukan dalam diam

Melayangkan doa bagi kedamaian disisi insan

-eroel-

-------------------------------------------------------------------------------------

KETIKA SENDIRI TAK ABADI

Wangi daun usang yang berhembus bersama kenangan

Meninggalkan seberkas luka yang tak pernah ada

Merasuk dengan pasti dimana ia tinggalkan

Membumi tak ingin beranjak dari buaian sementara

Wahai, engkau angin yang merajuk

Diriku adalah sebutan untuk kehilangan

Dimanapun kutatapkan pandangan

Diriku tak berada dimanapun

Dan luka ini menangis untuk rasa yang belum pernah ada

Sakit yang begitu sepi memakan setiap inci perasaan

Tak bisakah dikau menunggu hai buah hati

Sampai musim berganti membalik lembaran sunyi

Biarlah keindahan yang menyelesaikan tujuan

Lepaslah, tataplah ia melayang ke awang-awang

Menuju pandangan sebatas kebahagiaan

Sendirimu tak lagi abadi duhai yang cinta

-eroel-